Pertama-tama kita akan membahas
lebih dahulu mengenai konsep sehat, Konsep sehat itu ditinjau dari sudut pandang yang yang berbeda misalnya :
1.Konsep
sehat dipandang dari sudut fisik secara individu
2. Konsep sehat dipandang dari sudut ekologi
2. Konsep sehat dipandang dari sudut ekologi
Konsep sehat secara fisik dan
bersifat individu ialah “seseorang
dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal
sesuai dengan umur dan jenis kelamin “
Konsep sehat berdasarkan
ekologi ialah “sehat berarti penyesuaian antara individu dengan lingkungannya.
Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk
mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.”
Konsep sehat yang banyak dianut
oleh berbagai Negara adalah konsep “sehat” yang tercantum dalam pembukaan
konstitusi WHO (1948) yang berbunyi :
“Health
is stage of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the
absence Of infirmity”
“Sehat
ialah kondisi sejahtera secara fisik, mental dan sosial dan bukan semata-mata kondisi tanpa penyakit dan kelemahan”
Dengan kata lain manusia yang
mempunyai Konsep sehat yang baik jika manusia tersebut memiliki kesejahteraan secara
fisik, mental dan sosial karena fisik, mental dan sosial saling berhubungan.
Persepsi mengenai diri individu
yang sehat sangat berbeda-beda.
Dimensi
sehat
Dimensi individual (fisik,
emosional, spiritual, mental, sosial dan seksual) dan dimensi kesehatan
lingkungan dan masyarakat yang lebih luas (Ewles dan Simnett, 1995).
Seseorang merasa sehat dalam
dimensi spiritual yakni mereka memiliki pikiran yang tenang, tidak cemas dan
gelisah, mereka juga memerlukan kesehatan jiwa (kemampuan untuk berfikir secara
jelas, pikiran dan perasaannya sesuai ) dan kesehatan emosional meliputi
kemampuan coping yang baik untuk menghadapi stres, sehat secara sosial mereka
mampu mengenali emosi dengan baik dan megekspresikan diri dengan benar sehingga
mampu memperlihatkan dan melakukan perilaku yang sesuai dan dapat diterima oleh norma-norma yang
berlaku. Sehat secara seksual yakni
mampu bereproduksi sesuai umur yang normalnya, tidak melakukan hubungan seks
bebas yang dapat mengakibatkan penyakit menular seksual.
Sejarah
perkembangan kesehatan mental
Penyakit mental sama usianya
dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nene moyang homo sapiens
mengalami gangguan-gangguan mental seperti halnya dengan homo sapiens sendiri.
Mereka dan keturunan mereka sangat takut predator. Mereka menderita berbagai
kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka juga merusak mental
orang-orang lain dalam perkelahian-perkelahian. Sejak itu manusia dengan rasa
putus asa selalu berusaha menjelaskan penyakit mental, mengatasinya, dan
memulihkan kesehatan mental. Mula-mula penjelasannya sederhana, ia
menghubungkan kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala alam, pengaruh
buruk orang lain atau roh-roh jahat.
-
Zaman prasejarah
Manusia sering mengalami gangguan-gangguan baik
mental maupun fisik seperti infeksi, arthritis, penyakit pernapasan dan usus,
serta penyempitan pembuluh darah. Tetapi manusia purba benar-benar berusaha
mengatasi penyakit mental. Ia memandang dan merawatny asama seperti halnya
dengan penyakit fisik lainnya. Bagnya gigi yang sakit dan seorang yang gila
(yang berbicara tidak karuan) disebabkan oleh roh-roh jahat, halilintar, atau
mantra-mantra musuh. Jadi, untuk penyakit baik mental maupun fisik digunakan
perawatan-perawatan.
-
Peradaban-peradaban awal
Dalam semua peradaban awal yang kita kenal di
Mesopotamia, mesir, yahudi, india, cina dan benua afrika imam-imam dan
tukang-tukang sihir merawat orang-orang yang sakit mental. Diantara semua
peradaban tersebut sepanjang zaman kuno (dari 5000 tahun SM sampai 500 tahun
M), penyakit mental mulai menjadi hal yang umum. Bersama
penderitaan-penderitaan yang lain, kekalutan-kekalutan mental menjadi kawan
seperjalanan yang setia bagi manusia.
Referensi :
Budiarto, E., &
Anggraeni , D. (2001). Pengantar Epidemiologi.
Buku kedokteran EGC
Hall Calvin S dan Gardner Lindzey.1993. Psikologi
Kepribadian 1.
Editor Dr. A. Supratiknya. Yogyakarta.
Kanisius.
Riyanti, B.P Dwi., Hendro,
Prabowo., Puspitawati, Ira. 1996. Psikologi Umum 1.
Sunaryo.
(2004). Psikologi Untuk Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1.
Yogyakarta:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar