Sabtu, 31 Maret 2012

Gangguan kecemasan


Gangguan kecemasan dicirikan dengan pengalaman ketergugahan fisiologis, kekhawatiran atau perasaan kosong, kekakuan berlebih, penghindaran, dan terkadang ketakutan spesifik atau fobia.
Seseorang yang didiagnosis mengalami gangguan kecemasan memiliki berbagai kekhawatiran yang tidak realistis yang menyebar keberbagai bidang kehidupan. 

Gangguan panik
Gangguan panik dicirikan dengan serangan panik yang berulang dan sering –sensasi takut dan ketidaknyamanan fisik yang intens. Gangguan ini sering ditemukan terkait dengan agrofobia, perasaan takut terjebak, atau tidak mampu melepaskan diri ketika terjadi suatu serangan panik. Treatmen yang dilakukan berdasarkan sudut pandang kognitif-perilaku meliputi metode seperti latihan relaksasi dan in vivo atau imaginal flooding sebagai suatu cara untuk memutuskan siklus negatif yang demunculkan oleh ketakutan individu mengalami serangan panik. Pengobatan dapat juga membantu mengurangi gejala yang muncul, khususnya obat antikecemasan dan antidepresi.

Jenis-jenis gangguan kecemasan

Fobia spesifik
Fobia spesifik adalah ketakutan irasional terhadap suatu objek atau situasi. Beberapa fobia seperti fobia pada binatang, fobia darah-luka, klaustrofobia, dan fobia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gigi dapat ditelusuri kembali kemasa kanak-kanak. Menyebrangi jembatan dengan akrofobia (ketakutan terhadap ketinggian) membuat orang tersebut merasakan kekhawatiran yang sangat kuat. 

Fobia sosial
Fobia sosial adalah ketakutan dipermalukan oleh orang lain. Orang yang mengalami fobia sosial memiliki banyak ketakutan terhadap berbagai situasi, salah satunya saat ia harus berbicara didepan orang banyak. Penderita fobia tersebut takut akan melakukan tindakan atau mengatakan sesuatu yang memalukan. Pikiran penderita tersebut mendadak menjadi kosong, sehingga ia tidak mampu melanjutkan perkataanya saat berpidato, akan mengatakan sesuatu yang bodoh tau malah tidak melakukan apa-apa. Selain itu, penderita akan memperlihatkan tanda-tanda   kecemasan seperti ketidakstabilan tubuh atau tubuh bergetar. 

Gangguan obsesif kompulsif
Pikiran yang nampaknya tidak dapat dihilangkan dari kesadaran dan memiliki insight mengenai pengalaman yang disebut dengan obsesi yang merupakan ide, pikiran, impuls, atau gambaran yang menetap dan mengganggu. Banyak orang dengan obsesi berjuang dengan kompulsi yang merupakan pengulangan perilaku dan memiliki tujuan tertentu yang dilakukan sebagai respon terhadap dorongan yang tidak dapat dikendalikan atau dilakukan berdasarkan suatu ritual atau seperangkat aturan yang membentuk stereotip. Individu mengembangkan obsesi atau pikiran yang tidak dapat dikontrol dan kompulsi yang merupakan perilaku berulang. Secara umum terdapat dimensi utama dari simtom OCD, yaitu obsesi yang diasosiasikan dengan kompulsi memeriksa sesuatu, kebutuhan akan simetri, dan meletakan sesuatu sesuai dengan urutan, obsesi akan kebersihan yang diasosiasikan dengan kompulsi untuk membersihkan dan perilaku menupuk barang (matrix-cols, do Rosario-Campos, & Leckman, 2005).  

Gangguan stres pasca trauma
Individu tidak mampu pulih dari rasa cemas yang dikaitkan dengan suatu kejadian traumatis, seperti tragedi, atau bencana, suatu kecelakaan, atau keterlibatan dalam suatu pertempuran. 

Referensi :
Halgin, Richard. P., Whitbourne, Susan. K. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis pada Gangguan  Psikologis, Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar