A.
Model- model
hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal sangat penting, bahkan
menentukan kesehatan mental seseorang. Jika seseorang tidak berhasil
mengembangkan hubungan interpersonal secara sehat, ia juga akan gagal
berkembang menjadi pribadi yang sehat. Bahkan, gagal mencapai cita-cita dan
menentukan pasangan hidup.
-Model pertukaran sosial
Menurut model ini, hubungan antar pribadi yang
tidak memuaskan merupakan sumber utama penyebab tingkah laku maladatif. Menurut
teori pertukaran sosial (‘social
exchange’, Thibaut dan Kelley, 1959), misalnya, manusia saling menjalin
hubungan dengan tujuan memuaskan kebutuhan masing-masing. Setiap orang
mengharapkan sesuatu dari hubungannya dengan orang lain, sehingga antar pribadi
tersebut pada dasarnya tidak berbeda dengan hubungan jual beli.
Teori pertukaran sosial memprediksi perilaku
kelompok dan individu berdasarkan penghargaan yang diterima dan biaya.
-Analisis transaksional
Analisis transaksional (AT) adalah suatu
pendekatan psikoteraputik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan
sosial klinis (Cooper & Turner, 1996). Analisis Transaksional-gagasan Eric
Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi,
menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia, yang menekankan
interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal
(regulasi dan ekspresi diri).
Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional
dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (interpsikis) dengan
interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis transaksional adalah
untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur
(regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.
Analisis transaksional dibagi kedalam
kategori-kategori sebagai berikut :
·
Keadaan ego
(ego states)
·
Transaksi (transactions)
·
Permainan
dan drama segitiga (games and the drama
triangle)
·
Naskah (scripts)
·
Gerakan dan
lakon cerita (strokes and scriptwork)
·
Posisi
kehidupan (life position)
·
Perintah dan
keputusan ulang naskah (script
injunctions and redecision)
B.
Memulai
hubungan
1.
pembentukan
kesan
Menurut sears dkk (1992) individu cenderung
membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan informasi yang
terbatas.
-
Evaluasi : Kesan
pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan kuat
adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi terpenting
diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan gabungan tentang
orang lain.
-
Kesan Menyeluruh.
Untuk menjelaskan bagaimana orang mengevaluasi terhadap orang orang lain, dapat
dilakukan dari “kesan yang diterima secara keseluruhan”. Sears dkk. (1992)
membagi kesan menyeluruh menjadi dua, yaitu model penyamarataan dan model
menambahkan.
-
Konsistensi.
Individu cenderung membentuk karakteristik yang konsisten secara evaluatif
terhadap individu lainnya, meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung
memandang orang lain secara konsisten dari kedalamannya.
-
Prasangka positif
menurut sears (dalam Sears dkk., 1992) adalah kecenderungan menilai orang lain
secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negatif.
2.
ketertarikan
interpersonal
-
Prinsip Dasar
Daya Tarik Interpersonal
·
Penguatan
Kita menyukai orang lain dengan cara member ganjaran sebagai penguatan
dari tindakan atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang penting adalah
persetujuan sosial, dan banyak penelitian memperlihatkan bahwa kita cenderung
menyukai orang lain yang cenderung menilai kita secara positif (Sears, 1992).
·
Pertukaran sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan
pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang
kepada kita. Teori ini menekankan bahwa kita membuat penilaian komparatif,
menilai keuntungan yang kita peroleh dari seseorang dibandingkan dengan
keuntungan yang kita peroleh dari orang lain (Sears dkk., 1992).
·
Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan
pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan
dengan pengalaman buruk/jelek (Clore & Byrne dalam Sears dkk., 1992)
-
Faktor-faktor
yang mempengaruhinya
·
Karakter Pribadi
Daya tarik seseorang bagi orang lain, pada dasarnya dapat kita bagi
menjadi dua hal : yang bersifat fisik (wajah, rambut, tubuh) dan yang bersifat
non fisik (kepribadian, intelegensi, minat dan hobby), para ahli
mengidentifikasikan beberapa karakter umum yang mempengaruhi rasa suka
seseorang kepada orang lain yaitu ketulusan, kehangatan personal, kompetensi, dan daya tarik fisik.
·
Kesamaan
Kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap,
nilai, minat, hoby, latar belakang, dan kepribadian. Menurut Sears dkk., (1992)
dalam hal berpacaran dan pernikahan, kecenderungan untuk memilih pasangan yang
mempunyai kesamaan disebut sebagai “prinsip kesesuaian” (match principle).
·
Keakraban
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu alasan bahwa kedekatan dapat
menimbulkan rasa senang pada seseorang adalah bahwa kedekatan dapat mningkatkan
keakraban. Fenomena ini oleh Sears dkk. (1992) dapat dijelaskan dengan apa yang
disebut sebagai efek eksposur belaka. Efek
ini merupakan suatu fenomena dimana keseringan berhadapan dengan seseorang
dapat meningkatkan rasa suka kita terhadap orang lain.
·
Kedekatan
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu prediktor terbaik mengenai
apakah dua orang dapat berteman atau tidak adalah seberapa jauh jarak tempat
tinggal mereka. Terdapat tiga faktor yang menghubungkan antara kedekatan daya
tarik interpersonal, yaitu pertama,
kedekatan biasanya meningkatkan keakraban. Kedua,
kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan. Kita seringkali memilih untuk
tinggal dan bekerja dengan orang lain yang kita kenal, dan selanjutnya
kedekatan geografi kita akan meningkatkan kesamaan kita. Faktor ketiga adalah
bahwa orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat dari pada orang yang
jauh (Sears dkk. 1992).
C.
Hubungan
peran
Menurut R.Linton, peran adalah dynamic aspect of status. Dengan kata
lain seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya. Sementara
menurut Merton, definisi peran adalah “Complement
of role relationship which person have by virtue of occupying a particular
status”. Atau dengan kata lain, pelengkap hubungan peran yang dimiliki
seseorang karena menduduki status sosial tertentu.
-Model peran
Model peran dapat membantu menciptakan antusiame
untuk kegiatan yang membutuhkan kecerdasan tertentu. Interaksi dengan
orang-orang yang memiliki peran berdasarkan kelebihan dalam satu kecerdasan,
mendengarkan kisah, dan pengalaman dapat memperluas wawasan.
-Ada 2 jenis peran
1. role
expectation : peran yang diharapkan oleh masyarakat.
2. role
performance :peran yang diharapkan oleh pemegang peran.
- Konflik peran misalnya : ketidakserasian antara
hak dan kewajiban, konflik peran muncul ketika seseorang menerima pesan yang
tidak sebanding berkenaan dengan perilaku peran yang sesuai, konflik peran
mungkin merupakan stressor bagi individu
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau
kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat,
memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian
sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan
emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu
bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan
yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang
merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa
saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing
merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.
Daftar pustaka :
Supratiknya,
A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta:
kanisius
Widyarini, M. M. Nilam.
2009. Seri Psikologi
Populer: Membangun Hubungan Antar Manusia.
Jakarta: Elex Media Komputindo
Oliver, Sandra, 2001,
Strategi
Public Relations. Jakarta : Erlangga
Roberts, Albert R. & Greene Gilbert
J. 2008. Buku 1 Pintar
Pekerja Sosial. Jakarta : PT
BPK Gunung Mulia.
Hoerr, Thomas R. 2007. Buku Kerja Multiple Intelligences.
Bandung:
PT Mizan.
Ivancevich,
John. M,
dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi.
Jakarta : Erlangga
Dariyo,
A. 2001. Psikologi Perkemb Dewasa
Muda (CB). Grasindo
Riyanti, Dwi B.P.,
Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2.
Depok: Universitas Gunadarma.