Jumat, 20 April 2012

HUBUNGAN INTERPERSONAL



A.    Model- model hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal sangat penting, bahkan menentukan kesehatan mental seseorang. Jika seseorang tidak berhasil mengembangkan hubungan interpersonal secara sehat, ia juga akan gagal berkembang menjadi pribadi yang sehat. Bahkan, gagal mencapai cita-cita dan menentukan pasangan hidup.

-Model pertukaran sosial
Menurut model ini, hubungan antar pribadi yang tidak memuaskan merupakan sumber utama penyebab tingkah laku maladatif. Menurut teori pertukaran sosial (‘social exchange’, Thibaut dan Kelley, 1959), misalnya, manusia saling menjalin hubungan dengan tujuan memuaskan kebutuhan masing-masing. Setiap orang mengharapkan sesuatu dari hubungannya dengan orang lain, sehingga antar pribadi tersebut pada dasarnya tidak berbeda dengan hubungan jual beli.
Teori pertukaran sosial memprediksi perilaku kelompok dan individu berdasarkan penghargaan yang diterima dan biaya. 

-Analisis transaksional
Analisis transaksional (AT) adalah suatu pendekatan psikoteraputik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan sosial klinis (Cooper & Turner, 1996). Analisis Transaksional-gagasan Eric Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia, yang menekankan interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi dan ekspresi diri).
Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (interpsikis) dengan interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata. 

Analisis transaksional dibagi kedalam kategori-kategori sebagai berikut :
·        Keadaan ego (ego states)
·        Transaksi (transactions)
·        Permainan dan drama segitiga (games and the drama triangle)
·        Naskah (scripts)
·        Gerakan dan lakon cerita (strokes and scriptwork)
·        Posisi kehidupan (life position)
·        Perintah dan keputusan ulang naskah (script injunctions and redecision)

B.     Memulai hubungan
1.     pembentukan kesan
Menurut sears dkk (1992) individu cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan informasi yang terbatas.

-         Evaluasi : Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan gabungan tentang orang lain.

-         Kesan Menyeluruh. Untuk menjelaskan bagaimana orang mengevaluasi terhadap orang orang lain, dapat dilakukan dari “kesan yang diterima secara keseluruhan”. Sears dkk. (1992) membagi kesan menyeluruh menjadi dua, yaitu model penyamarataan dan model menambahkan.

-         Konsistensi. Individu cenderung membentuk karakteristik yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lainnya, meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara konsisten dari kedalamannya.

-         Prasangka positif menurut sears (dalam Sears dkk., 1992) adalah kecenderungan menilai orang lain secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negatif.


2.     ketertarikan interpersonal
-         Prinsip Dasar Daya Tarik  Interpersonal
·        Penguatan
Kita menyukai orang lain dengan cara member ganjaran sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang penting adalah persetujuan sosial, dan banyak penelitian memperlihatkan bahwa kita cenderung menyukai orang lain yang cenderung menilai kita secara positif (Sears, 1992).
·        Pertukaran sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Teori ini menekankan bahwa kita membuat penilaian komparatif, menilai keuntungan yang kita peroleh dari seseorang dibandingkan dengan keuntungan yang kita peroleh dari orang lain (Sears dkk., 1992).
·        Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek (Clore & Byrne dalam Sears dkk., 1992)

-         Faktor-faktor yang mempengaruhinya
·        Karakter Pribadi
Daya tarik seseorang bagi orang lain, pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua hal : yang bersifat fisik (wajah, rambut, tubuh) dan yang bersifat non fisik (kepribadian, intelegensi, minat dan hobby), para ahli mengidentifikasikan beberapa karakter umum yang mempengaruhi rasa suka seseorang kepada orang lain yaitu ketulusan, kehangatan personal,  kompetensi, dan daya tarik fisik.
·        Kesamaan
Kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap, nilai, minat, hoby, latar belakang, dan kepribadian. Menurut Sears dkk., (1992) dalam hal berpacaran dan pernikahan, kecenderungan untuk memilih pasangan yang mempunyai kesamaan disebut sebagai “prinsip kesesuaian” (match principle).
·        Keakraban
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu alasan bahwa kedekatan dapat menimbulkan rasa senang pada seseorang adalah bahwa kedekatan dapat mningkatkan keakraban. Fenomena ini oleh Sears dkk. (1992) dapat dijelaskan dengan apa yang disebut sebagai efek eksposur belaka. Efek ini merupakan suatu fenomena dimana keseringan berhadapan dengan seseorang dapat meningkatkan rasa suka kita terhadap orang lain.
·        Kedekatan
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu prediktor terbaik mengenai apakah dua orang dapat berteman atau tidak adalah seberapa jauh jarak tempat tinggal mereka. Terdapat tiga faktor yang menghubungkan antara kedekatan daya tarik interpersonal, yaitu pertama, kedekatan biasanya meningkatkan keakraban. Kedua, kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan. Kita seringkali memilih untuk tinggal dan bekerja dengan orang lain yang kita kenal, dan selanjutnya kedekatan geografi kita akan meningkatkan kesamaan kita. Faktor ketiga adalah bahwa orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat dari pada orang yang jauh (Sears dkk. 1992).

C.    Hubungan peran
Menurut R.Linton, peran adalah dynamic aspect of status. Dengan kata lain seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya. Sementara menurut Merton, definisi peran adalah “Complement of role relationship which person have by virtue of occupying a particular status”. Atau dengan kata lain, pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena menduduki status sosial tertentu.

-Model peran
Model peran dapat membantu menciptakan antusiame untuk kegiatan yang membutuhkan kecerdasan tertentu. Interaksi dengan orang-orang yang memiliki peran berdasarkan kelebihan dalam satu kecerdasan, mendengarkan kisah, dan pengalaman dapat memperluas wawasan.

-Ada 2 jenis peran
  1. role expectation : peran yang diharapkan oleh masyarakat.
  2. role performance :peran yang diharapkan oleh pemegang peran.

- Konflik peran misalnya : ketidakserasian antara hak dan kewajiban, konflik peran muncul ketika seseorang menerima pesan yang tidak sebanding berkenaan dengan perilaku peran yang sesuai, konflik peran mungkin merupakan stressor bagi individu 


  D. Intimasi dan hubungan pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.  




Daftar pustaka :
Supratiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: kanisius
Widyarini, M. M. Nilam. 2009. Seri Psikologi Populer: Membangun Hubungan Antar Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo
Oliver, Sandra, 2001, Strategi Public Relations.  Jakarta : Erlangga
Roberts, Albert R. & Greene Gilbert J. 2008. Buku 1 Pintar Pekerja Sosial. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Hoerr, Thomas R. 2007. Buku Kerja Multiple Intelligences. Bandung: PT Mizan.
Ivancevich, John. M, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi.
            Jakarta : Erlangga
Dariyo, A. 2001. Psikologi Perkemb Dewasa Muda (CB). Grasindo
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2.   
            Depok: Universitas  Gunadarma.

Pudjiastiti, Puline.  Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Grasindo